Jumat, 13 Februari 2015

ANTOLOGI RESONANSI WADAGIANG




KARENA ENGKAU TUHAN AKU MENYEMBAHMU
21 Juli 2011


La ilaha illallah Muhamadarrasulullah !!

Apakah karena peng-aku-anku itu, aku telah merasa sebagai hamba? Sesepeleh itukah indikator sebuah kehambaan??

Ini memang bukan soal indikator, kesholehan, apalagi soal fiqhi, tetapi kata hamba, tak pernah dan tak akan pernah kuposisikan untuk yang lain selain-Mu

Soal aqidahkah, esensi atau substansikah??

Satu disembah yang lain menyembah, Satu mencipta yang lain dicipta, bagaimana mungkin bisa disebut sebagai satu kesatuan? Wihdatul wujud?

Kesadaran. Peng-aku-an ke-hamba-an. Bukankah iblis la'natullah juga tak mengingkari akan kodrat dirinya sebagai hamba? Apa pula bedanya dengan peng-aku-anku itu??

Apa kamu kira la ilaha illallah muhammadarrasulullah itu sudah cukup???

Astagfirullah...

Karena Engkau Tuhan, ya Allah, maka aku adalah hamba.

Karena Engkau Tuhan, ya Allah! Tak mungkin kutemukan alasan untuk tidak bersujud

Maka pada pendakianku kali ini, ya Allah!
Ijinkan aku menggapai puncak. Aku ingin berdiri diatasnya, menengadah, menengok dan menunduk, gumamkan nama-Mu. Gumamkan salam kehidupan untuk semuanya.

Assalamu alaikum Indonesia!!



DOA PAGI
9 April 2012

Ya Allah, pagi ini hamba hendak melangkah. Jika jalan ini baik buatku, maka mudahkanlah segala urusanku, beri aku kekuatan, keluasan serta kerendahan hati untuk selalu siap berbagi, jauhkanlah aku dari sifat tak tahu diri, pengecut dan pencari muka selain pada-Mu

Ya Allah, pagi hamba akan keluar rumah. Ku mohon, berilah aku rezki yang halal, baik, serta melimpah, jauhkanlah keluargaku dari kefakiran dan kemiskinan. Peliharalah kami semua dari hal-hal yang berpotensi merendahkan harkat dan harga diri kami.

Amin ya rahman ya rahim...


KESAKSIANKU
Kendari, 5 Mei 2013
(Kongres Khilafah Sulawesi Tenggara)

Bergetar hatiku, basah mataku, berdiri bulu kudukku, mendengar dan menyaksikan gemuruh ALLAHU AKBAR oleh lautan manusia di lapangan Lakidende.

Saatnya Khilafah Memimpin Dunia!!

Bayanganku sederhana. Saya hanya membayangkan kalau khilafah tegak maka ketika saya mau umroh ke Makkah atau jalan-jalan ke Mesir, Iran, Bosnia atau ke Kuala Lumpur, maka cukup saya beli tiket murah tanpa harus repot-repot mengurus paspor, visa, dan sebagainya.

Juga tidak ada lagi istilah TKI atau diskriminasi kewarganegaraan dalam mencari pekerjaan. Orang Rohingya tidak mati lagi diatas perahu karena di kejar-kejar keimigrasian Banglades, wanita-wanita Indonesia tidak lagi dikejar-kejar polisi Malaysia, anak-anak yang lahir dari perkawinan antar bangsa tidak lagi menjadi susah oleh asas kewarganegaraan.

Nation-State hancur berkeping-keping mendaur menjadi Daulah Islamiyah.

Ikatan kemanusiaan kita adalah ikatan Ideologi, bukan lagi tapal batas teritorial. Pengabdian tertinggi kita bukan lagi pada kepentingan nasional tetapi pada Rabb, Allah!

Bukankah Suriah hari ini adalah akhir dari kepongahan konspirasi Amerika Serikat??

Selamat Datang Khilafah!



DIALOG IMAJINERKU
12 Juli 2013

Tuhan, aku baru saja berdoa. ENGKAU dengar, bukan?

OH PASTI, BUKANKAH AKU MAHA MENDENGAR??

Tapi Tuhan, banyak sekali doaku yg tidak ENGKAU kabulkan. Kenapa??

YAKINKAH KAU SUDAH MEMENUHI SEMUA SYARAT-SYARATNYA??

Setiap hari aku bertasbih, bertahmid dan bertakbir mengagungkan asma-Mu. Belum cukupkah itu??

SEBENARNYA CUKUP ATAU TIDAK CUKUP, SAMA SEKALI TIDAK ADA PENTINGNYA BAGIKU.

Lantas???

SEJAUH MANA KEDALAMAN RASA TERIMA KASIHMU. RASA TAHU DIRIMU. FIKIRKANLAH!

Apakah setelah semua syarat-syaratnya aku penuhi, Engka akan segera mengabulkan semua doa-doaku, Tuhan??

TERGANTUNG....

Lho, Tuhan???

YA, TERGANTUNG APAKAH SAYA MAU ATAU TIDAK.

Kenapa begitu, Tuhan??

YA TERSERAH SAYA, SAYA KAN TUHAN !!!

(Saya lalu berfikir, sebenarnya nasib baik buruknya manusia itu benar-benar hanya tergantung pada kepemurahan dan kepenyayangan Tuhan saja semata)

Maha suci Engkau ya Allah.......
Ampunilah segala dosa-dosaku...
Kumohon jangan karena ketidaksempurnaanku mancintai-Mu, Engkau marah dan mencampakkanku..
Jangan...!! Jangan...jangan....!!!



ENERGI IKHLAS
15 Juli 2013

Katakanlah! (Hai Muhammad)
Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah tempat bergantung segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.

Sungguh!! Surah al-Ikhlas ini adalah surat cinta Allah pada manusia. Bagaimana Allah ingin agar kita ketahui bahwa Dialah satu-satunya penolong yang sudah pasti mampu menolong dengan kemampuan yang tidak tertandingi sama sekali.

Inilah surat cinta-Nya, yang dengan sangat santun menawarkan diri-Nya untuk kita jadikan pegangan, sandaran, atau spirit hidup kita. Dia ulurkan tangan-Nya pada kita, agar kita tidak gamang, tidak bimbang dan labil dalam mengarungi bahtera hidup ini.

Inilah surat cinta-Nya, yang dititip lewat Muhammad, agar kita menjadikannya sebagai azimat hidup, sebagai prinsip dasar dalam mengokohkan diri kita sebagai ciptaan sebaik-baik ciptaan.



LEBIH DEKAT DAI URAT NADI
13 Juli 2013

"Aku lebih dekat dari urat nadimu" kata Tuhan.

"Dimana??" Kucari Dia pada urat nadiku. "Dimana??"

Tidak kutemukan apa-apa kecuali denyut-denyut nadi.

"Engkaukah itu, Tuhan??"

"Bukan!!! Bagaimana mungkin Tuhan adalah denyut-denyut." Jawab nadiku.

"Denyut nadi adalah denyut kehidupan. Kehidupan adalah cinta. Cinta-Nya, yang Maha Hidup. Huwal Hayyul Qayyum yang tidak sedikitpun pernah mengantuk apalagi tertidur.

Denyut adalah kehidupan. Kehidupan adalah Arrahman Arrahim.

Masihkah kau bertanya "Dimana??"


GARIS NOL
25 Juli 2013

Dimulai dari setes mani, segumpal darah, seserat daging, diberi nyawa, lahir, merayap, merangkak, berdiri, berjalan, kanak-kanak, remaja, dewasa, renta, tidur panjang, bangun tidur, seterusnya tak tidur-tidur lagi, tak mati-mati lagi.......

Subhanallah, hidup ini seperti angka. Dimulai dari 0, 1..2..3.. seterusnya tanpa batas....

sekali hidup maka seterusnya hidup tanpa ujung.....

Kita mau, hidup kita seperti apa??


BACALAH ATAS NAMA TUHANMU
27 Juli 2013

Hari ini kuterpana dengan ribuan judul buku. Betapa banyak intelektual muslim. Sangat banyak buku-buku ke-islama-an. Salah satu penulis popoler kini itu adalah Agus Mustofa.

Agus Mustofa, putra Syech Djapri Karim, yang pernah duduk dalam Dewan Pembina Partai Tarekat Islam Indonesia, pada zaman Bung Karno dan jebolan jurusan Teknik Nuklir, Universitas Gadjahmada, Yogyakarta itu memang sangat produktif menulis buku.

Perpaduan antara ilmu tasawwuf dan sains yang melatar belakanginya menggiringnya kemudian mendapat gelar baru sebagai pemikir tasawwuf modern. Berbagai judul buku kontaversial semisal, Ibrahim pernah atheis, Adam tak diusir dari sorga, Ternyata Adam dilahirkan, Tak ada Azab Kubur, Terpesona di Sidratul Muntaha, Akhirat tidak kekal, memang sangat laris dipasaran.

Bagiku, apapun pendapat mereka, para pemikir atau penulis buku itu, boleh jadi memang benar atau benar menurut mereka. Seperti halnya boleh jadi benarnya juga apa yang menurutku benar atau benar menurutku.

Kebenaran absolut adalah al-Qur'an. Bukan tafsirnya.

Beberapa buku kontraversial semisal Logika Tauhid karya Nazwar Syamsu, pernah kubaca. Buku yang di larang peredarannya oleh pemerintah orde baru dulu itu memang cukup menarik isinya. Sepertinya Agus Mustafa mengadopsi banyak pemikiran-pemikiran Nazwar.

Saya sepakat dengan anggapan beberapa pihak tentang boleh jadinya ada penulis-penulis yang menafsirkan al-Quran secara liberal. Tetapi boleh jadi juga hal itu bukanlah liberalisme melainkan skill berfikir mereka yang memang diatas rata-rata. Saya fikir ayat pertama Iqra' itu adalah isyarat bahwa kita boleh membaca apa saja, fenomena apa saja atau buku apa saja sepanjang tetap dalam koridor bismi rabbik.

Membaca apa saja bahkan sebuah keharusan menurutku. Sebab dengan demikian kita akan mampu memperoleh sebuah pemahaman menyeluruh tentang Tuhan, alam, manusia, serta hubungan kesemuanya. Bukan semata aqidah dogma orang tua kita yg kebetulan muslim atau lingkungan kita misalnya.

Bukankah akal kita ini terlalu kerdil untuk memahami hakikat yg maha luas ini?? Buku-buku Nazwar Syamsu misalnya, beliau justru mencoba memfisikakan apa yg selama ini melulu kita fahami sebagai hal metafisis seperti buraq atau kendaraan isra' mi'raj Muhammad atau soal surga asal Adam dan Hawa yang menurutnya adalah sebuah taman di Sidratul Muntaha. Sesuatu yang material dan bukan gaib, dimana kelak manusia pasti akan membuktikannya dengan ilmu pengetahuan.

Sorga Neraka? dulu juga saya berfikir bahwa ketika kekekalan itu dihadapkan dengan Huwal Awwalu wal Akhiru, maka substansi keabadian, memang menjadi dilematis juga. Tetapi setelah membaca lagi logika kuantity lebih dalam, ternyata sesuatu itu memang bisa saja berawal tetapi tidak berpenghabisan. Sama seperti angka, dimulai dari 0,1234 seterusnya tetapi tanpa batas.

Pemikiran memang dinamis. Pemikiran-pemikiran Nazwar Syamsu atau Agus Mustofa misalnya, apakah kemudian seseorang percaya atau tidak, tentu levelnya bukan aqidah seperti halnya keyakinan kita tentang rukun iman yang enam itu.

Bukankah aqidah memang tidak boleh dibangun dari dalil dzanni melainkan dari dalil-dalil yang qath'i, yakni al-Qur'an atau hadits-hadits mutawatir??

Lalu apakah buku-buku kontraversial semacam buku Agus Mustafa itu berdampak negative bagi pembacanya?

Saya kira tergantung kapasitas berfikir sang pembaca juga. Seperti saya misalnya, efek 'negative' dari buku-buku seperti itu adalah terkadang saya berfikir bahwa hidup ini hanyalah rekayasa saja. Rekayasa Allah!!

Wamaa khalaqtul jinna wal insa illa liya'buduun itu hanya definisi buat manusia saja. Batasan yang diberikan Tuhan biar kita tidak terjun bebas seperti halnya para filsuf atheis.

Tetapi yang pasti, lebih dari itu semua, tentu saja soal tujuan Allah dengan penciptaan semesta ini tentu masih sangat banyak yang belum terfahami manusia dan memang mungkin tidak perlu difahami.

Wallahu A’lam bisshawab



WAHAI DIRI
29 Juli 2013

Wahai Diri!
Jika kamu telah melakukan sebuah perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan al-Qur'an atau as-Sunnah, tidak usah lagilah mencari logika-logika pembenaran. Lebih baik segera memohon ampunan-Nya. Bertaubat dengan sungguh-sungguh sembari bersiap-siap menerima hukumannya di akhirat kelak, siapa tau tidak di ampuni.

Tapi yakinlah, Allah maha penerima taubat!!


SAHUR
31 Juli 2013

Dalam puasa Ramadhan, sahur adalah sebuah sunnah yang sangat dianjurkan. Kalau hanya sekadar sebagai persiapan menghadapi puasa esok hari, tentu banyak cara. Salah satunya adalah menelan suplemen anti lapar yang kini telah banyak dijual, atau paling tidak mengisi perut dengan makanan sebelum tidur.

Tetapi saya fikir tentu bukan hanya itu. Sahur menjadi sesuatu yang berpahala jika dilakukan adalah pesan bagaimana Allah begitu perhatian pada urusan perut hambanya.

Bagaimana mungkin Allah mewajibkan kita puasa jika tidak menyediakan rezki untuk berbuka dan berlebaran??? Tidak mungkinlah!



MAAF ITU BUTA
6 Agustus 2013

Pada setiap lebaran khususnya Idul Fitri, kita terbiasa mengirim pesan via SMS atau BBM secara massif kepada banyak orang, kepada keluarga, sahabat, kolega, bahkan dengan kenalan biasa yang mungkin sekali kita tidak pernah ada masalah hati dengannya sehingga tidak perlu meminta maaf. Begitu pula dengan HP kita kerap dipenuhi pesan masuk serupa: "Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin".

Tentu saja itu baik. Tetapi benarkah permintaan maaf kita itu benar-benar dari hati terdalam kita atau sekadar tabiat hari raya??

Benarkah kita sendiri telah memaafkan semua orang tak peduli sesakit apa dia pernah menyakiti hati kita?

Benarkah dihati kita sudah bersih dari rasa sakit, benci, dendam dan lain-lainnya?

Memaafkan itu sama dengan cinta. Cinta itu buta. Bisakah kita memaafkan secara buta seperti halnya cinta??

Ok. Di ramadhan kali ini saya ingin mencoba. Mencoba bercinta dengan semua orang dengan memaafkan siapa saja. Insya Allah saya telah memaafkan siapa saja yang punya salah atau pernah menyakiti hati saya. Meski begitu, tentu hati saya belum merdeka sebelum semua orang yang saya punya salah atau pernah kusakiti hatinya juga telah memaafkanku.

Oleh karena itu, di tiga hari lagi jelang lebaran ini, detik ini pun dari relung terdalam batinku, saya mengucapkan: SELAMAT HARI RAYA IDIL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.


LEBARAN
9 Agustus 2013

Berapa banyak hidangan yang bisa kita habiskan? Berapa banyak keluarga atau sahabat yang bisa kita kunjungi? Berapa banyak baju dan celana keren yang bisa kita pakai? Berapa banyak pesan singkat yang bisa kita kirim? Berapa banyak hasrat kita yang bisa terpenuhi?

Hmmm...
Tidak terlalu banyak, pasti!!

Begitulah. Betapa terbatasnya kemampuan kita. Bahkan dalam hal yang sebenarnya tidaklah rumit.


SATU ITU KITA
23 Agustus 2013

Kepada malam kepada bintang kepada sunyi kepada resah.....
Lihatlah kemari...
Apa yang kau lihat??
Tembus sajalah dadaku..
Masuklah kedalam luka itu
Pasti tubuhmu termuat...
Kaupun bertanya....
ada apa...
ada apa gerangan...
Masih saja kau bertanya?

Apa yang kau lihat??

Tidak!! Tidak!!
Itu diriku...itu diriku...
Sontoloyo...sontoloyo...
Jangan kau meng-aku-aku...
Tidak...tidak...
Hakkul yakin dia memang diriku....

Kenapa dia disitu....
Hey...sedang apa kau di situ??
Aku menantimu...aku menantinya...

Siapa???

Setiap siapa saja yg memiliki nurani, katanya...

Untuk apa???
Dia tak mau menyahut...
Dia hanya diam...dia tiba2 tuli....

Sontoloyo...sonyoloyo....
Berani-beraninya kau bohong...
Tidak...tidak...kau pasti berbohong....
Apalagi yang kau lihat, hah??

Diriku...diriku...
Seratus..dua ratus...seribu...sejuta....
Tak terhitung...tak terhitung...
Jumlahnya banyak sekali ..

Siapa ...?? Siapa..???

Diriku ...diriku...!!
Dirimu...dirimu...!!
Dirinya...dirinya...!!

Maksudmu apa, bajingan!??

Aku...dia...kamu..!!!

Kenapa?? Ada apa??

Kita satu....kita satu...!!!

Mungkin kau sakit...
Mungkin kau gila...
Keluarlah! Keluaaarr!!

Tidak...tidak...!!!
Aku tak bisa...
Tangan dan kakiku tiba-tiba kaku...
Aku mau disini...
Sampai tua...
Sampai mati...
Sampai mati...


HIDUP ADALAH PILIHAN KATA SIAPA
25 Agustus 2013


'Hidup adalah pilihan' Kata siapa?? Memangnya didalam rahim ibu akal kita sudah bisa berfikir??
Kita ini memang sering sekali jadi goblok.

'Hidup adalah perjuangan'?? Sepakat!! Itupun harus jelas, perjuangan apa?? Perjuangan untuk dapat uang lalu beli rumah-mobil dan popularitas atau apa?? Berjuang untuk mendapat tempat mulia disisi Allah, benar begitu??

Right!!! Mari kita coba membalik paradigma konyol itu. Hidup itu bukan pilihan tetapi Mati adalah pilihan. Pilihlah akan seperti apa kematianmu, dan jadikanlah hidupmu sebagai perjuangan dalam meniti pilihan kematianmu itu. Sebab pilihanmu cuma dua. Mati di jalan Allah atau Mati di jalan yang lain. itu saja, lain tidak. Titik.


OPTIMISME
28 Agustus 2013

Bahkan Tuhan pun sangat membuka diri untuk kita bernegosiasi dengannya.

"Mintalah maka Aku akan pertimbangkan. Jika memang kau layak, pasti Aku beri. Jika belum cukup menurutmu, maka bersyukurlah. Pasti Aku tambahkan. Bahkan jika kau benar-benar beriman, akan Aku buka untukmu semua pintu-pintu rezki-Ku, dilangit maupun di bumi". Demikianlah komitmen-Nya.

Maka alasan apa lagi yg membuat kita tidak optimis?? Catat!! Ketidak optimisanmu adalah indikator kerendahan kualitas iman-mu. Padahal, iman itu sederhana. Percaya. Percayai Dia sebenar-benarnya percaya.

Jika kamu benar-benar percaya, maka kamu akan menyerahkan segala urusanmu pada-Nya. Konsekwensinya sudah harus begitu. Jika hidupmu kau percayakan pada-Nya, kamu pasti siap mematuhi apapun yang disyaratkan-Nya. Apapun. Jangan setengah-setengah. Jangan coba-coba mengikuti syarat lain selain dari-Nya.

Satu hal yang Tuhan paling tidak suka adalah diduakan. Tuhan sudah tegaskan, "Tuhan itu satu. Tidak ada satupun yang setara dengan-Nya”

Tidak ada nego bagi orang yang mendua!!

Catatan: Banyak orang mendua (musyrik) tetapi kehidupannya lancar-lancar saja, bahkan secara kasat mata kesuksesannya jauh melampaui orang-orang yang beriman. Jangan! Jangan mengira bahwa Tuhan suka pada mereka. Itu hanya cara lain Tuhan mengeksperesikan ketidaksukaan-Nya.


MESTINYA KITA EGOIS
19 September 2013

Hidup ini sejatinya adalah perjalanan yang amat pribadi. Dari tanah menuju tulang sulbi, tulang sulbi menuju dunia, dunia menuju kubur, kubur menuju masyhar, lalu dari masyhar menuju surga atau neraka.
Pribadi, individualis sekali. Satu sama lain tidak ada bisa saling intervensi

Memang betul, konsekwensi dunia adalah interaksi sosial. Karya interaksi sosial kita itulah nanti yang menentukan kualitas individualitas akhirat kita, iman dan amal shaleh biar waktu bukan semata kerugian.

Bahwa dunia adalah sebuah fase keharusan interaksi sosial, betul. Tetapi hasil dari interksi sosial itu pada akhirnya akan berpulang ke pribadi juga. Amal dan dosa. Dua hal yang hanya sebatas akan menjadi alas dari kualitas kehidupan pribadi kita di masa depan sejati, akhirat itu.

Dan untuk itulah, terhadap orientasi kualitas hidup keakhiratan, surga, idaman bersama kita itu, kita perlu menjadi pribadi-pribadi yang egois dan individualistis. Buat apa menjadi soasialis jika itu tidak membuat dekat pada keridhaan Tuhan??

Kata Tuhan, bukan kuantitasnya amalanmu yang mejadi tolak ukur. Tetapi kualitasnya. Liyabluwakum ayyukum ahsanu amala....


SANG PENDAKI
10 Oktober 2013

Aku terus berjalan menyusuri jalan setapak itu. sebuah jalan kecil berbelok-belok dan murni terbentuk secara alami oleh jejak-jejak kaki para pendaki yang lalu lalang menuju puncak gunung itu.

Tak seperti biasanya, pendakianku kali ini penuh berbagai rintangan. Hujan lebat, cuaca dingin, angin yang sungguh kencang, benar-benar membuat lumpuh ketahanan tubuhku. Setiap sendi tulangku terasa nyeri. Kedua persendian lututku serasa akan lepas. Sialnya lagi, perbekalanku hampir habis.

Aku merangkak setapak demi setapak. Aku harus bisa mencapai puncak itu. Puncak yang telah lama kumimpikan sejak lama. Puncak gunung yang di idam-idamkan oleh semua pendaki. Dalam hati aku terus berdoa, Tuhan, bantu hambamu. Tuhan, kalau Engkau tak membantuku, aku pasti mati membusuk dan menjadi cerita tragis para pendaki. Tuhan, aku tak mau seperti itu, aku ingin akulah yg akan menjadi pembawa cerita indah gunung itu. Tentang telaga, keindahan awan, juga sunset dan sunrisenya.

Tapi aku benar-benar tak kuat lagi. Merangkak pun tak bisa. Udara yang sangat dingin membuat sekujur tubuhku benar-benar menjadi kaku. Pandanganku perlahan gelap semakin menggelap.

Tuhan!! Benar-benarkah aku akan mati membusuk sendirian dibawah pohon ini? Sudah seperti inikah takdirku? Ya Allah! Aku pasrah, hidup dan matiku adalah milik-Mu. Ampunkan segala dosaku.

La ilaha illallah Muhammadurrasulullah.

********

Lima belas bulan sudah aku hidup di kaki gunung ini. Aku tak ingat lagi bagaimana ceritanya sehingga aku sudah berada dan tinggal didalam gubuk seorang petani tua pencari kayu bakar.

Setiap pagi dan sore aku tetap bisa memandangi keindahan gunung itu. Aku tetaplah bermimpi mencapainya. Ah, kalau saja kondisiku tidak lumpuh seperti ini, pasti aku telah menancapkan bendera di puncaknya.

Tapi sudahlah, sepertinya memang aku butuh waktu yang cukup lama untuk memngembalikan keadaanku seperti sedia kala. Lagi pula, bukankah dengan menikmati udara pagi dan sore hutan, warga yang ramah, dawai seruling anak-anak gembala, dan suara air yang melucur dari belahan-belahan bambu itu, juga luar biasa indah?

Tak ada yang kebetulan dalam hidup ini, semua ada dalangnya. Aku pun tak lagi banyak brfikir tentang puncak itu, juga tak ada hasrat beranjak pulang. Aku hanya berusaha tabah dan mencoba merasai indah semua yang ada. Aku berfikir, dunia ini memang hanya kesementaraan belaka, hingga aku menerima sebuah telpon dari kawan.

"Bro, Minggu depan aku akan melakukan ekspedisi ke puncak gunung itu. Akan kujemput kau disitu"

"Wow! Seberapa kuat kau bisa menggendongku, sang motivator?"

"Sudahlah, karena kau pemimpi, Tuhan menyayangmu. Bersiap-siaplah kau kujemput, Ok??"

Seminggu kemudian, kawanku itu benar-benar datang. Sebuah pesawat Helly terparkir tepat diatas lapangan kecil berumput hijau dekat rumah pak tua sang pencari kayu bakar itu.

Senang sungguh senang rasanya. Maha benar firman Allah dengan segala kebenarannya, "Setelah kesusahan akan ada kemudahan”

Demikianlah, mimpi boleh jadi memang hanyalah sekadar bunga-bunga tidur, tapi bagiku, aku sangat percaya, mimpi sesungguhnya adalah fakta esok yang ternyatakan hari ini.

Demikianlah cerita kawan dialogku. Namanya Semesta WG. Kelihatannya ini analogi dari sebuah perjalanan spiritual yang dialami nya. Entahlah, kawan dialogku itu cukup unik. Dia kadang-kadang ambigu, penuh dengan hal-hal kontradiktif. Dia tak suka dengan hal-hal ribet, tetapi pada saat yang bersamaan dia justru meribetkan perempuan-perempuannya, Zubaedah, Ovhie, Anggun dan entah siapa lagi.

Dia tak bisa sepi, romantismenya realistis dan tak bisa seperti Qais atau Romeo, tetapi kadang-kadang hari-harinya adalah tangisan rindu. Dia aku begitu mencintai hidup, karena baginya hidup itulah cinta. Dia selalu berdoa agar umurnya panjang, agar bisa meninggalkan karya, bahkan kalau saja bisa, dia tak mau percaya bahwa kematian itu selalu dekat.

Dia ingin terus dan terus hidup.....


DIALOG MAYA
4 Desember 2013

Dengan cara apa??

“Dengan cara mnyederhanakan fikiran dan keinginanmu. Redam ambisimu. Di jalan-Nya, kita tak perlu jadi siapa siapa. Tak perlu mninggalkan karya”

“Demi waktu......
Sesungguhnya keberuntungan itu bukan untuk manusia.
Kecuali manusia-manusia yang meyakini-Nya, juga manusia-manusia yang mampu melahirkan karya. Sekecil apapun karya itu”

“Dia ciptakan manusia tuk jadi khalifah dibumiNya, tidakkah itu jadi isyarat kita harus meninggalkan karya bagaimanapun bentuk karya itu diwujudkan???”


Bila kau ingin sampai pada-Nya, datanglah dgn semua kehinaanmu. Dia yg akan mengukir namamu diantara jutaan manusia lain.


KIAMAT MASIH LAMA
16 Februari 2014

Jika keinginan-keinginan aneka ragam dan saling kontadiktif yang ada dalam kepala milyaran manusia itu adalah bagian dari keinginan Tuhan, maka apakah sebenarnya keinginan Tuhan???

Benarkah sekadar untuk disembah???

Benarkah semua hanya bermuara pada soal siapa yang masuk sorga atau neraka kelak???

Ah Tuhan, betapa dungu dan tololnya pertanyaan hamba ini. Maka tolong berikanlah sedikit lagi ilmu-Mu.

Ayat-ayat suci-Mu, ada yang telah jelas dan tak butuh lagi kajian, tetapi begitu banyak yang setiap orang hanya mampu mereka-reka tafsirnya.

Saya yakin semua yang ada dalam al qur'an akan terbuktikan oleh ilmu pengetahuan hingga kelak tak ada lagi satu pun alasan bagi manusia untuk tidak percaya. Dan oleh karena masih sangat banyaknya yang belum terbuktikan, bukankah itu berarti kiamat belumlah terlalu dekat??

Tetapi ah, kesimpulan apapun versi kita masing-masing tentang hidup, maka kesimpulan itu tetap saja menyisakan ruang untuk di koreksi. Bukankah Allah memang tidak akan membuka seluruh rahasianya di alam bernama dunia ini??

Saya kok begitu susahnya percaya pada doktrin wihdatul wujud, apalagi jika kemampuan penyatuan dengan-Nya itu dianggap sebagai solusi atas problem manusia. Saya lebih memilih meyakini bahwa akar permasalahan dari seluruh problem manusia di dunia ini adalah tidak diterapkannya hukum-hukum Allah. Dan oleh karena itu memperjuangkan tegaknya negara islam adalah mutlak. Dan itu tidak akan bisa diwujudkan melalui cara-cara demokrasi sekuler. Butuh cara-cara khusus, unik, yang memang caranya adalah khas milik islam.

Hmm, saya jadi teringat dengan seseorang. Dia pernah bilang padaku begini: Agama itu nampaknya butuh dinikmati. Maka ada menikmati romantisme beribadah dalam alunan zikir yang syahdu, berasyik masyuk dalam pengenalan akan-Nya, ada yang mendengarkan pikiran yang menyeruak, bercengkerama dengan pertanyaan pertanyaan liar yang mencuat di kepalanya. Bertanya, memikirkannya, mendebatkannya, lalu juga menjawabnya.

Dalam proses itu, darahnya bergolak riuh, sungguh jalan menuju-Nya sangatlah menggairahkan. Sesuatu yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian. Dan Tuhan memelihara ketidakpastian itu pada seluruh ummat manusia, agar manusia terus belajar, berfikir untuk pada akhirnya kembali kepadaNya.

Kujawab, dan untuk itu teruslah bergerak, berproses, hingga pengadilan sejarah memberimu kepastian. Dan karena itulah Muhammad dijadikan-Nya kekasih sebagai penyampai risalah cinta.

Hey, iqra'!! Iqra' bismirabbik!!


SELAMAT JALAN ANDANDA
31 Maret 2014

Bukan kutak mengerti tentang kematian.
Bukan kutak faham tentang waktu...
Tetapi berita kepergianmu sungguh-sungguh mengejutkanku

Lama memang kita tak jumpa
Kudengar kamu kini sedang tumbuh mekar dengan pesona kecantikan rupa dan keluhuran budimu.

Kudengar pula tentang kamu yang tak henti menoreh prestasi demi prestasi di sekolahmu.

Aku merindukanmu
Sungguh kubangga padamu, juga pada ibu dan bapakmu.

Tetapi berita itu....

Ah, kamu masih terlalu muda untuk mati, sayang...

Tetapi kamu memang tak mati, bukan??

Tuhan hanya menginginkamu menjaga jarak dengan dunia yang terus hitam dan semakin menghitamkan ini.

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
Selamat jalan, sayang!

Tempatmu mungkin memang lebih tepat disana. Bersama para bidadari sorga.


MENGHIBUR DIRI
1 Mei 2014

Tuhan, jika bukan karena cinta, mengapa kutahan semua hasrat ini. Harta, tahta dan wanita, bukankah kubisa seperti mereka?

Tuhan, jika bukan karena cinta, mengapa kutakut pada-Mu? Mengapa kuharap kasih-Mu?

Tuhan.....
Rinduku tidaklah sedalam rindu mujahid, mungkin...
Pengabdianku tidaklah setulus hati para sufi, mungkin..

Tetapi aku mencintaiMu, Tuhan....
Cintaku memang alakadarnya....
Cintaku memang murahan...
Tetapi mungkinkah cintaMu kuimbangi?
Tetapi mungkinkah cintaMu kunilai??

Aku meratap, Tuhan...
Aku merayap, Tuhan....
Aku..
Aku tak bisa apa-apa....
Tetapi....
Tetapi aku telah berjanji
Tetapi aku telah bersumpah
Takkan kugadai cinta ini pada suara mayoritas
Takkan kubagi sedikitpun cinta ini pada demokrasi

Aku selalu ingat kisah itu…

Maka bersujudlah pada Adam

aku tak mau bersujud

Kenapa?

Karena aku tercipta dari api sedang dia hanya dari tanah

Alasanmu tidaklah salah hanya saja AKU Ini TUHAN

Maka berhukumlah dengan hukum-hukum-Ku

Tidak, aku tak bisa

Kenapa?

Negaraku bukan negara islam

Hanya itu argumrnmu?

Tidak, kami juga terikat pada HAM

Oh ya? Argumenmu tidaklah salah.

Hanya saja negaramu berada dalam bumi-Ku.

Hanya saja kalian manusia itu adalah bikinan-Ku..

(Lalu apa beda iblis dengan HAM???)


DUA HARI LAGI PILPRES
20 Juli 2014

Tuhan, kami tahu bahwa sikap terbaik seorang pemenang adalah bersyukur, pun kami tahu bahwa sikap terbaik seorang yang kalah adalah lapang dada.
Tetapi Tuhan, meski kami tahu begitu, Engkaulah yang lebih tahu bagaimana sulitnya bagi kami melakonkannya.

Jadi. Tuhan...
Ajarilah kami kestabilan hati juga nalar, bimbinglah dan tunjukkanlah kami cara hidup dimana kebenaran adalah pengetahuan, pengamalan dan konsistensi yang paralel...

(Colek Mr. Lusa yang mendebarkan)


LEPAS
15 Agustus 2014

Seperti pelaut yg baru saja melewati hempasan badai, aku berdiri memegang kemudi bersama koyak-koyak layar yang tetap terkembang

Di hadapanku hanyalah hamparan maha biru
Awan memang masih kelam tetapi perahuku harus tetap berjalan……

"Ya Allah yang ditanganMu hidup dan matiku, yang di tanganMu rahasia takdirku, terima kasihku yg tak terhingga, untuk nafas dan semangatku yg terus menyala....

Ya Allah, dzat yg menggenggam seluruh jiwa, yang mengetahui apa yang tidak kuketahui, aku telah melihat sebuah titik di ujung samudera itu.

Mungkin itulah pulau idamanku….

Ya Allah yang ditangan-Mu segala keputusan, yang padamulah segala kekuatan, jika titik yang kulihat itu benar, disanalah kan kubangun rumah impianku, disanalah tempat dimana kelak aku bersama istri dan anak-anakku mengabdi-Mu sepanjang hari dan malam....

Ya Allah! Jika titik itu benar, ijinkanlah, ridhoi dan mudahkanlah perahuku segera merapat ketepinya. Amin ya rabbal alamin...."


IZINKAN AKU CURHAT DISINI
4 Desember 2014

Maaf kawan, untuk sementara waktu ini, sepertinya kalian harus bersabar melihat wall group ini selalu penuh dengan tulisan-tulisanku. Apa boleh buat, aku terlanjur suka jika satu atau dua dari kalian membacanya. Selain itu, aku memang belum yakin kalau tulisan-tulisanku akan mau dibaca oleh orang lain.

Tulisanku bukanlah tulisan berbobot yang kira-kira ketika membacanya bisa menginspirasi seseorang melakukan sesuatu untuk kemajuan hidupnya. Tulisanku pasti terkesan masih lebih pada sebuah kegelisahan rasa dari penulisnya. Lebih spesifiknya lagi, mungkin hanya sebuah rindu yang entah, pada siapa dan untuk apa.

Tetapi kawan, jujur saja, aku rasa kerinduanku ini sebenarnya bukanlah kerinduan yang sederhana. Bukan kerinduan yang biasa-biasa saja. Bahkan boleh jadi juga, itu bukanlah kerinduan.

Kau tahu? Kerap kali aku merasa seperti ada sebuah kekuatan besar dalam diriku, seperti sebuah energi raksasa hendak meloncat keluar lalu memaksaku melakukan sesuatu. Memerintahkanku bergerak dengan gerakan-gerakan yang sebenarnya diluar dari kemampuanku. Dorongan itu begitu kuat. Dan ia sama sekali tidak mau percaya ketika kubilang aku tak mampu. Dia selalu bilang, tidak!! Kamu pasti mampu.
Aku tak tahu, sunggguh tak tahu, sebenarnya itu apa? Apa yang ia inginkan kulakukan, dan kenapa ia menginginkan itu??

Apakah ia inginkan aku menggerakkan berbagai sumber daya dengan sejumlah uang dan massa? Jika memang itu, berarti diriku sedang sakit.

Kemungkinan sekali aku sedang mengalami power syndrome. Dulu pernah kumiliki kekuatan itu. Pernah kumiliki kekuasaan untuk melakukannya. Melakukan apa saja yang kumau. Pernah. Setidaknya berupa kepercayaan diri. Tetapi itu dulu. Sekarang tidak lagi, dan oleh karena itu harus tidak. Aku tak lagi bernyali.

Tidak, memang itu tidak boleh terjadi. Kenapa? Karena imanku masih terlalu lemah. Melakukan sebuah terobosan besar dengan latar belakang, lingkungan dan dengan kondisi diriku seperti ini, taruhannya adalah iman. Aku sadar dan sangat sadar mengenai itu. Ataukah sesekali kita memang perlu menggadai nurani bahkan mempertaruhkan iman? Ini juga pertanyaan yang belum pernah bisa kujawab.

Lalu apa?

Cinta??? Oh jika kebutuhan cinta seseorang mesti disupplai secara merata dari semua sisi, ya pasti. Pasti memang ada satu ruang dalam diriku yang kosong. Aku tak pernah mengenal sesorang bernama Ayah. Aku yatim sejak masih orok. Tetapi faktor itukah? Ah kurasa bukan juga. Betapa cengengku menjadi manusia jika hanya karena itu. Betapa banyak manusia-manusia besar lahir dalam keadaan yatim bahkan dengan kondisi cacat fisik sekali pun. Lalu apa? Kembali ke diagnosa awal. Mungkinkah aku sedang rindu alias jatuh cinta?

Hmm, barangkali ada betulnya juga. Tetapi lagi-lagi tergantung parameter jatuh cinta apa yang kita gunakan.

Jika indikator jatuh cinta itu adalah selalu memikirkannya, selalu terbayang-bayang wajahnya meski tak ingin membayangkannya, selalu ingin tahu bagaimana kabarnya, atau intinya ada rasa rindu yang tak terkatakan, maka pastikan saja diagnosamu bahwa aku memang sedang jatuh cinta.

Tetapi jika indikatornya adalah adanya hasrat untuk memiliki, kerelaan berkorban, rasa cemburu dan seterusnya, maka mungkin diagnosamu masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa keadaanku adalah keadaan orang yang jatuh cinta.

Dengan kata lain, problemku belum selesai.
Oke, kita teruskan pencarian akar masalah itu.

Mungkinkah aku sedang kehilangan harapan?

Tunggu dulu, itu pertanyaan bagus. Biar kurenungkan dulu lebih dalam.

Nah, itu betul. Aku kira iya. Kira-kira problemku lebih cenderung ke soal itu. Aku sekarang ini memang nyaris tidak lagi memiliki ambisi untuk menjadi apa dan siapa. Sangat berbeda dengan diriku yang dulu. Tetapi bersamaan dengan itu, aku juga bukanlah orang yang sudah puas dengan apa yang telah kumiliki saat ini. Iya! Betul.

Hehe, tiba-tiba aku merasa telah menemukan sebuah jawaban. Problemku adalah; kehilangan HARAPAN, dan karena itu aku kehilangan AMBISI, TAK BERNYALI. Lebih parahnya lagi ternyata aku adalah orang yang kurang ber-SYUKUR. Titik.


SEJATINYA DOA
15 Januari 2015

kamu sedih ketika doamu tidak dikabulkan?
Jangan! Jangan sedih. Bukan karena Allah tidak peduli, tapi karena Allah terlalu mengandalkanmu bahwa kau bisa mewujudkannya sendiri. Percayalah, Allah mencintaimu!!!

Situasi dan kondisi memang kadang-kadang seperti seorang perawan dimalam pertama. Sedikit harus dipaksa, menikmati penolakannya, menuntaskannya sembari menahan iba pada tangis kecilnya....

Berdoa itu adalah perintah. Mengerjakannya wajib, tidak mengerjakannya adalah dosa.

Doa itu etika, doa itu sopan santun, doa itu rasa tahu diri. Usaha tanpa doa adalah kesombongan, sedang doa tanpa usaha adalah mimpi. Tuhan sangat benci pada kesombongan. Berdoa adalah bentuk penghambaan dan pengakuann kekecilan kita di hadapan-Nya

Maka itu sering-seringlah berdoa!!

Doa membuatmu tenang, percaya diri, optimis, penuh harapan, dan pastinya akan mendapat ganjaran pahala di akhirat kelak.

Rajinlah berdoa!!
Tetapi jangan pernah berharap sukses hanya dengan doa. Hanya dengan meminta. Syarat keberuntungan bukanlah doa.

Sesungguhnya semua manusia itu rugi kecuali orang-orang yang memiliki keyakinan (Iman), pekerja bijak (amal shaleh), saling support pada kebenaran dan pantang menyerah, kata-Nya.

Sekali lagi, tanpa berdoa pun Tuhan akan tetap memberimu. Sebesar apa keyakinanmu bahwa Tuhan itu maha pemberi, adil dan maha proporsional, sebesar apa keyakinan berhasilmu pada kerja-kerja bijakmu, sebesar itu pulalah yang akan kau terima. Apa yang kau cari, keyakinan dan usahamulah yang akan mempertemukanmu. Bukan doamu.

Rajinlah berdoa

Tetapi percayalah, anda tidak akan pernah kaya raya, anda tidak akan pernah menjadi penguasa, anda tidak akan pernah memiliki wanita-wanita cantik, jika hanya dengan mengandalkan doa semata.

Karena apa?

Ternyata sebelum ada hukum doa, Allah telah menciptakan hukum sunnatullah, kausalitas atau hukum sebab akibat. Sukses dalam hal apa saja, semuanya harus terikat pada hukum sunnatullah tersebut.

Kaya terikat dengan hukum bisnis, berkekuasaan terikat dengan hukum politik, bercinta-cinta terikat dengan hukum cinta.
Kata kuncinya doa, gerak. Dalam gerakmu teruslah berdoa

Kenapa?

Karena jika tiba saatnya, maka doa akan menjelma menjadi sungai. Sebesar apa wadah yang kita siapkan, sebesar itu pula air yang bisa kita bawa pulang kerumah, Kau boleh memakai timba, mau pakai galon atau mobil pertaminakah, juga boleh. Terserah!


BAHAGIA ITU IHSAN
31 Januari 2015

Bahagia itu adalah ketika dalam setiap aktivitas kita, kita seolah-olah melihat Tuhan, atau ketika kita tidak melihatNya, kita terus merasa bahwa Dia sedang melihat kita. Ihsan. Ya, bahagia itu Ihsan.


Tidak ada komentar: