Sabtu, 26 Desember 2015

KISAH HARI MINGGU



Tiap negara memiliki hari libur sendiri. Misalnya di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, hari Jumat dipilih sebagai hari libur. Alasannya, Hari Jumat adalah hari baik untuk beribadah bagi ummat Muskim. Begutpun dengan bangsa Yahudi di Israel. Mereka menetapkan hari Sabtu sebagai hari libur lantaran hari Sabtu merupakan hari ibadah bagi mereka.



Lalu, mengapa di Indonesia yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia menjadikan hari Minggu yang harivberibadahnya umat Nasrani sebagai hari libur?



Ceritanya begini. Dahulu, bangsa Romawi Kuno yang berpusat di Italia meguasai banyak negara di Eropa. Wilayah kekuasaan mereka sampai ke Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lainnya. Nah sejak masa itu, bangsa Romawi Kuno sudah memiliki keyakinan bahwa hari Minggu merupakan hari yang baik untuk beribadah. Mereka pun meliburkan segala aktivitasnya pada hari itu.

Bangsa Romawi juga memiliki kebiasaan selalu menandai hari Minggu dan hari penting lainnya dengan menggunakan warna merah. Pengaruh ini kemudian menyebar pula ke wilayah-wilayah kekuasaan bangsa Romawi tadi. Diantaranya adalah Portugis dan Belanda.

Portugis lalu disusul Belanda kemudian menjajah dan menguasai Indonesia selama berabad-abad. Sejak saat itu, hari Minggu pun ditetapkan sebagai hari libur bagi pekerja Indonesia, dan terus berlanjut hingga hari ini.


Adapun kata minggu, itu diambil dari bahasa Portugis, Domingo (dari bahsasa Latin dies Dominicus, yang berarti hari Tuhan kita). Dalam bahasa Melayu lama, kata ini dieja sebagai Dominggu. Baru sekitar akhir abad ke-19 danawal abad ke-20, kata ini dieja sebagai Minggu.

Hari Minggu ini pun kemudian oleh International Organization for Standardization ISO 8601 pada tahun 1988, ditetapkan sebagai hari ketujuh dalam seminggu. Sejak itulah metode penanggalan dan hari dimulai.

Saya hanya mau bilang bahwa hari Minggu sebagai hari libur itu adalah bukti bahwa Bangsa Indonesia ini memang sangat menghormati penjajah. Kedua, fakta ini juga merupakan bukti nyata bahwa ummat Islam Indonesia adalah ummat yg paling toleran di muka bumi ini.

So, yakinlah hey saudara-saudaraku sebangsa dan se tanah air. Issu terorisme Islam itu hanyalah politik busuk negara-negara penjajah belaka. Sebuah intrik yg didesain begitu sistematis dan jauh lebih canggih dari sandiwara pemburu rente freeoort untuk mendiskreditkan Islam.

Agar apa?

Agar mereka punya kambing hitam dari upayanya untuk terus menciptakan perang sehingga industri senjata dan alat-alat perang mereka terus menerus laku terjual. Juga, bagaimana agar issu teroris itu menjadikan negeri-negeri muslim yg notabene adalah ladang terbesar minyak dunia terus berada dalam genggaman mereka oleh karena selalu merasa dalam bahaya sehingga merasa perlu bekerjasama dengan mereka. Dengan atau tidak melalui penguasa-penguasa setempaat. Para penguasa boneka ciptaan mereka.

Maka sekali lagi, khususnya saudara-saudaraku non muslim, percayalah bahwa, ummat muslim itu adalah ummat terbaik dalam hal toleransi. Jika masih mau bukti, lihatlah nanti pada perayaan tahun baru masehi kalian.

Lihatlah siapa-siapa saja yg paling larut didalam merayakan hari raya kalian itu.

Kalau bukan orang Islam siapa lagi??

Perhatikanlah siapa diantara mereka yg paling banyak minum arak dan bermain seks bebas. Amatlah secara saksama.

Hmm, kalian sendiri? Kalian tidak pernah mau ikut merayakan tahun baru Hijriah Islam, bukan??

Tidak ada komentar: